Jakarta, cnbcindonesia.com – Menteri Investasi/ Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia meluruskan soal kabar hengkangnya perusahaan asal Rusia dari proyek kilang minyak di Tanah Air.
“Bukan hengkang, tapi terjadi nego ulang karena politik di sana lagi belum clear,” kata Bahlil di kantornya, Jakarta, Senin (29/7/2024).
Meski demikian, Bahlil mengakui tidak menutup kemungkinan adanya investor baru apabila Rosneft memilih untuk cabut dari proyek Kilang Tuban ini.
“Itu beberapa alternatif-alternatif, tapi sampai sekarang masih tetap Rosneft,” kata dia.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Taufik Aditiyawarman mengungkapkan saat ini progres dari proyek New Grass Root Refinery (NGRR) kilang Tuban dalam proses lelang.
“Masih proses lelang,” jawab Taufik saat ditanya progres Financial Investment Decision (FID) Kilang Tuban, saat ditemui di Gedung Grha Pertamina, Jakarta, dikutip Senin (22/7/2024).
Asal tahu saja, Taufik juga pernah membeberkan pihaknya sudah menyiapkan tender untuk paket engineering, procurement, and construction (EPC). Setidaknya anggaran yang sudah dikeluarkan untuk proyek ini kurang lebih telah mencapai US$ 538 juta.
“Untuk FID tentunya paralel ya, paralel kita persiapkan untuk FID prosesnya, sambil nanti nunggu hasil daripada lelang EPC yang diharapkan sih bisa dalam tahun ini ya hasilnya untuk memastikan final numbers-nya di keekonomian itu seperti apa. Sehingga nanti harusnya di kuartal 1 lah, kuartal 1-2025 atau kuartal 4-2024 ini sudah bisa FID datanya,” kata Taufik dalam acara Energy Corner CNBC Indonesia, dikutip Kamis (21/3/2024).
Taufik menyampaikan nilai investasi untuk Kilang Tuban sendiri totalnya mencapai US$ 21 miliar atau sekitar Rp 315 triliun (asumsi kurs Rp 15.000 per US$). Ini merupakan proyek patungan alias joint venture antara Pertamina (55%) dan perusahaan minyak asal Rusia, Rosneft (45%).
“GRR Tuban itu lebih besar lagi US$ 21 miliar, jika tidak salah,” kata Taufik.
Berdasarkan data Pertamina, proyek kilang minyak ini ditargetkan bisa memproduksi BBM dengan standar Euro V dan menghasilkan 12,8 juta kilo liter (kl) per tahun, meliputi avtur 1,49 juta kl, diesel 5,2 juta kl, RON 92 5,95 juta, dan RON 95 0,16 juta kl.
Selain BBM, kilang Tuban ini juga ditargetkan bisa memproduksi 4,70 juta ton petrokimia per tahun, terdiri dari 1,3 juta ton paraxylene, 510 ribu ton styrene, 650 ribu ton LLDPE/HDPE, 1,16 juta ton polypropylene, 407 ribu ton sulfur, 500 ribu ton MEG, dan 173 ribu ton MTBE secara tahunan.
Selengkapnya: https://www.cnbcindonesia.com/news/20240729183142-4-558592/bahlil-pastikan-rusia-tak-cabut-dari-proyek-kilang-minyak-ri-tapi