Bahlil Sentil Freeport Usai Mengeluh Soal Offtaker Katoda Tembaga

Bloombergtechnoz.com, Jakarta  Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia buka suara soal pernyataan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas, yang menggambarkan pembeli katoda tembaga dari dalam negeri, sebagai hasil olahan dari pabrik pemurnian atau smelter, masih bersifat ‘omon-omon’ atau sekadar wacana tak konkret.

Bahlil berkeras bahwa pembeli atau offtaker katoda tembaga dari hasil smelter milik Freeport merupakan urusan antarbisnis atau business to business (B2B), dan bukan menjadi tanggung jawab pemerintah untuk memastikan serapan pasarnya.

“Itu kan urusan B2B, urusan bisnis, masak kita jadi marketingnya mereka? Loh gimana sih?” ujar Bahlil saat ditemui di Jakarta Pusat, Rabu (9/10/2024).

Freeport sebelumnya sudah menjelaskan separuh dari hasil produksi smelter miliknya di PT Smelting diekspor dan sebanyak 200.000 ton yang terserap dalam negeri.

Permasalahannya, calon pembeli atau offtaker dalam negeri untuk katoda tembaga—yang dihasilkan oleh smelter baru di Manyar, Gresik, Jawa Timur dengan nilai investasi Rp56 triliun — baru sebanyak 50.000 ton hingga 100.000 ton dari pabrik copper foil di KEK JIIPE, tetapi belum ada komitmen.

“Berapa banyak offtaker sudah diterima? Kalau pembelinya ada saja, tetapi kalau dalam negerinya masih ‘omon-omon‘. Jadi intinya, industri yang lebih hilirnya mana? Ini sudah 5 tahun membangun, dari awal kita membangun sudah dikumandangkan hal ini, [investasi]Rp56 triliun,” ujar Tony Wenas dalam agenda BNI Investor Daily Summit 2024, Selasa (8/10/2024).

Tony menggarisbawahi persoalan yang dihadapi di Indonesia adalah konsumsi katoda tembaga yang kecil. Hal ini terjadi karena beberapa barang yang mengandung katoda tembaga justru masih diimpor dalam keadaan utuh.

Tony memberikan gambaran ducting dari AC masih diimpor dalam keadaan utuh, padahal memiliki kadar tembaga yang tinggi.

“Lalu ada beberapa cabling lainnya ya, contoh dalam satu unit electronic processor unit dari mobil, itu banyak kabelnya, tetapi mesti diimpor. Kalau itu diproduksi dalam negeri tentunya konsumsi katoda tembaga akan meningkat,” ujarnya.

Selain itu, katoda tembaga sebesar 10% juga dibutuhkan pada baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV). Dengan demikian, bila industri baterai EV di Indonesia bisa tumbuh dengan pesat, konsumsi katoda tembaga akan tinggi.

“Kalau seandainya PLN jadi membangun 47.000 kilometer jalur transmisi baru, dan menggunakan katoda tembaga dari dalam negeri, ini akan sangat pas untuk jalur transmisinya,” ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Asosiasi Pertambangan Indonesia atau Indonesia Mining Association (IMA) Rachmat Makkasau mengatakan meskipun Indonesia mampu memproduksi katoda tembaga sebesar 1,2 juta ton hingga 1,3 juta ton, tetapi serapan dalam negeri hanya sebesar 250.000 ton.

“Sangat kecil, jadi ini adalah tantangan kita di depannya, tapi juga menjadi peluang terbaik buat Indonesia,” ujarnya.

Pemerintah padahal sebelumnya pernah berjanji memberikan serapan pasar bagi katoda tembaga buatan Freeport melalui pengembangan industri hilir yang membutuhkan komponen katoda.

Presiden Joko Widodo mengatakan smelter terbaru milik PTFI di Manyar, Gresik, Jawa Timur, bisa menciptakan industri turunan tembaga baru di sekitarnya.

“Sudah ada yang mulai untuk produksi copper foil, saya kita nanti diikuti pabrik kabel untuk masuk ke negara kita. Termasuk selenium yang dihasilkan smelter tembaga ini, sehingga bisa diproduksi semikonduktor,” ujar Jokowi saat meresmikan smelter tersebut, akhir September.

Selain itu, dalam peresmian pabrik foil tembaga milik PT Hailiang Nova Material Indonesia, Jokowi mengatakan industri tersebut bisa menyerap hasil dari smelter PTFI.

“Saya sangat menghargai pembangunan industri pabrik foil tembaga yang dikerjakan oleh PT Hailiang Group dari China. Artinya hasil dari PTFI [PT Freeport Indonesia] yang ada di lingkungan ini juga akan bisa diserap sehingga akan jadi barang jadi atau setengah jadi yang nantinya akan kita gunakan untuk baterai litium atau baterai mobil listrik maupun mobil listriknya itu sendiri,” ujar Jokowi

 

Selengkapnya: https://www.bloombergtechnoz.com/detail-news/51237/bahlil-sentil-freeport-usai-mengeluh-soal-offtaker-katoda-tembaga

Share.