Berlayar! Batu Bara RI Siap Selamatkan Eropa Dari Kedinginan

Jakarta, CNBC Indonesia – Indonesia melalui perusahaan batu bara dikabarkan sedang melakukan pengiriman batu bara ke negara-negara Eropa. Dari informasi yang diterima, terdapat beberapa kargo batu bara yang sudah ‘berlayar’ menuju Eropa seperti Polandia dan Jerman.

Seperti yang diketahui, beberapa negara Eropa terancam kedinginan pada musim libur tahun ini akibat krisis energi yang ada di depan mata lantaran seretnya pasokan gas buntut dari sanksi ekonomi yang diberikan kepada Rusia.

Akibat seretnya pasokan gas, beberapa negara Eropa dikabarkan mengaktifkan kembali Pembangkit Litsrik Tenaga Uap (PLTU) seperti misalnya Jerman dan Belanda.

Direktur Eksekutif Asosiasi Perusahaan Batu Bara Indonesia (APBI), Hendra Sinadia mengatakan bahwa kegiatan jual beli batu bara oleh negara-negara Eropa itu dilakukan secara Bussines to Bussines (B to B).

“Kami mendengar sudah ada beberapa cargo ke beberapa negara Eropa. Yang saya dengar ya sudah ada ke Jerman ke Polandia,” terang Hendra kepada CNBC Indonesia, Senin (4/7/2022).

Karena bersifat B to B, Hendra tidak mengetahui berapa detil pengiriman kargo batu bara ke negera-negara tersebut. Ia menggambarkan bahwa satu kapal Panamax bisa memuat sebanyak 70 ribu ton batu bara dan Supramax bisa mencapai 40-50 ribu ton batu bara.

Harusnya Kemendag punya datanya, mungkin aja ada yang ke negara lain ya (Selain Jerman dan Polandia),” tandas Hendra.

Namun sayang, sampai berita ini diturunkan Veri Anggrijono, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag belum merespon pertanyaan dari CNBC Indonesia perihal kegiatan ekspor batu bara ke Eropa ini.

Sebelumnya kepada CNBC Indonesia, Staf Khusus Menteri ESDM, Irwandy Arif mengatakan bahwa terdapat empat negara di Eropa telah melirik untuk membeli batu bara asal Indonesia. Adapun keempat negara tersebut diantaranya yakni Jerman, Spanyol, Italia, dan Belanda.

Irwandy bilang, keempat negara tersebut baru sebatas penjajakan awal. Sehingga belum diketahui secara pasti berapa volume produksi yang akan digenjot Indonesia untuk memenuhi batu bara yang diminta oleh negara-negara tersebut.

Seperti contoh, kata Irwandy adalah Jerman, yang mana Jerman meminta pasokan batu bara dari Indonesia sebanyak 5 – 6 juta ton. “Pada penjajakan baru 1 juta ton. Jadi kita tidak bisa memprediksi bisa mengambil itu. Ini masih dalam tahap penjajakan, kalau kita lihat strategi ekspor batu bara Indonesia lebih baik ke pasar Asia Tenggara dan Asia pada umumnya,” tandas Irwandy.

Mengutip Reuters Selasa (31/5/2022), Badan Energi Internasional (IEA) Fatih Birol menyatakan bahwa krisis energi yang terjadi di Eropa saat ini akan jauh lebih besar daripada guncangan minyak tahun 1970-an.

Selain itu, kekurangan bahan bakar kali ini berpotensi berlangsung lebih lama. “Saat itu hanya tentang minyak. Sekarang kita mengalami krisis minyak, krisis gas, dan krisis listrik secara bersamaan.”

Adapun kekhawatiran tersebut datang di tengah langkah drastis Uni Eropa yang menjatuhkan sanksi kepada Rusia berupa embargo minyak. Sebanyak 90% pasokan minyak Negeri Beruang Merah ke Benua Biru akan dihentikan.

Sementara itu, kendati menyadari hal tersebut akan menyulitkan negara-negara Eropa yang selama ini bergantung pada minyak Rusia, Uni Eropa masih yakin mampu mencari substitusi minyak Rusia tersebut sehingga dampaknya terhadap ekonomi dapat diminimalkan.

 

Share.