DPR Minta ESDM Relaksasi Ekspor Bauksit, Imbas Smelter Mangkrak

Bloombergtechnoz.com, Jakarta – Wakil Ketua Komisi VII Maman Abdurrahman mendorong Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk melakukan kajian dalam memberikan relaksasi ekspor bijih bauksit yang telah dicuci (washed bauxite), usai sudah dilarang sejak Juni 2023.

Maman menggarisbawahi relaksasi tersebut hanya dilakukan dengan kuota terbatas, dengan tetap mendorong pembangunan pabrik pemurnian atau smelter di dalam negeri.

Terlebih, perekonomian di daerah Kalimantan Barat –sebagai daerah dengan sumber daya alam (SDA) bauksit terbesar– sangat terdampak dengan kebijakan pelarangan ekspor tersebut.

“Poinnya, pada saat ingin dibuka ekspor kembali diberikan kuota terbatas. Jadi saya tidak setuju juga kalau dibuka secara besar, tetapi dibuka ruang kuota terbatas untuk bisa ekspor agar ekonomi di Kalimantan Barat relatif agak bergerak,” ujar Maman dalam agenda rapat kerja dengan Menteri ESDM Arifin Tasrif yang disiarkan secara virtual, dikutip Selasa (9/7/2024).

Sekadar catatan, Asosiasi Pengusaha Bauksit dan Bijih Besi Indonesia (AP3BI) memproyeksikan jumlah korban pemutusan hubungan kerja (PHK) dari perusahaan bauksit di Indonesia mencapai setidaknya lebih dari 1.400 karyawan sejak pelarangan ekspor bijih bauksit pada Juni 2023.

Dengan demikian, Maman mendorong Kementerian ESDM untuk melakukan kajian terhadap kebijakan relaksasi untuk ekspor bauksit, di tengah proyek smelter yang belum selesai.

Apalagi, sebelumnya pemerintah juga telah memberikan relaksasi ekspor konsentrat tembaga kepada PT Freeport Indonesia (PTFI) dan PT Amman Mineral Internasional Tbk hingga smelter beroperasi dengan kapasitas penuh pada Desember 2024.

Selain itu, Maman mengatakan bakal mengundang kepala daerah, gubernur, bupati, pelaku usaha dan masyarakat di Kalimantan Barat untuk mendapatkan masukan ihwal tata kelola pertambangan bauksit, yang dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam kebijakan relaksasi.

“Pada agenda masa sidang selanjutnya, saya akan coba membuka beberapa proses hearing,” ujarnya.

PT Superintending Company of Indonesia atau Sucofindo, perusahaan inspeksi di Indonesia, melaporkan saat ini setidaknya hanya 4 dari 12 smelter bauksit di Indonesia yang sudah beroperasi.

Smelter bauksit yang telah beroperasi di Indonesia adalah PT Indonesia Chemical Alumina (ICA), PT Well Harvest Winning Alumina Refinery, PT Well Harvest Winning Alumina Refinery (ekspansi), dan PT Bintan Alumina Indonesia.

Asosiasi Pengusaha Bauksit dan Bijih Besi Indonesia (AP3BI) mengatakan kapasitas input bauksit dari smelter yang ada saat ini di Indonesia hanya berkisar antara 12—14 juta ton per tahun.

Sementara itu, menurut Pelaksana Harian Ketua Umum AP3BI Ronald Sulistyanto, penambang bisa menambang bijih bauksit hingga 30 juta ton per tahun.

Dengan demikian, kata Ronald, sisa bijih bauksit yang tidak diolah di smelter yang jumlahnya mencapai sekitar 16 juta ton hanya didiamkan begitu saja.

Belum Kaji 

Sebelumnya, Kementerian ESDM mengatakan pemerintah belum akan membuka opsi relaksasi ekspor bijih bauksit yang telah dicuci (washed bauxite), setelah sebelumnya dilarang sejak 2023.

Namun, Sekretaris Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara Ditjen Minerba Kementerian ESDM Siti Sumilah Rita Susilawati mengatakan pemerintah bakal terus berupaya untuk meningkatkan minat investasi pertambangan bauksit di sektor hilir khususnya pembangunan smelter, baik yang terintegrasi ataupun berdiri sendiri (standalone).

“[Hal ini dilakukan] dengan mengkaji insentif-insentif baik fiskal dan nonfiskal yang dapat diberikan sehingga bauksit dapat ditingkatkan nilai tambahnya di dalam negeri,” ujar Rita kepada Bloomberg Technoz, Rabu (3/7/2024).

 

Selengkapnya: https://www.bloombergtechnoz.com/detail-news/43030/dpr-minta-esdm-relaksasi-ekspor-bauksit-imbas-smelter-mangkrak

Share.