Indonesia Akhirnya Berdaulat di Industri Aluminium, Ini Aktornya

JAKARTA, Investor.id – Mining Industry Indonesia (MIND ID) mengebut pengerjaan proyek smelter grade alumina refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat, karena sangat strategis. Dengan proyek ini, Indonesia bisa mengolah sendiri bauksit menjadi alumina untuk selanjutnya diolah menjadi aluminium.

Proyek ini dimiliki oleh PT Borneo Alumina Indonesia (BAI) dan dikerjakan oleh konsorsium China Alumunium International Engineering Co Ltd dan PT PP Tbk. SGAR dimaksudkan menjadi penghubung rantai pasok antara mineral bijih bauksit di Kalimantan Barat dengan pabrik peleburan aluminium milik PT Inalum.

Ke depan, SGAR akan memiliki kapasitas produksi 1 juta ton alumina per tahun dengan estimasi bahan baku bauksit sebanyak 3,3 juta ton per tahun.

Proyek yang menghabiskan dana US$ 831 juta tersebut ditargetkan mulai memproduksi alumina pertama pada kuartal IV-2024 dan full performance plant pada kuartal I-2025 mendatang. Dengan begitu, ke depan, Indonesia bisa melakukan sendiri proses pengolahan bauksit menjadi aluminium sehingga tak lagi bergantung kepada negara lain.

Indonesia Akhirnya Berdaulat di Industri Aluminium, Ini Aktornya

Penulis : Harso Kurniawan
 2 Nov 2023 | 15:15 WIB

BAGIKAN
Proyek SGAR Mempawah. (ist)
Proyek SGAR Mempawah. (ist)

JAKARTA, Investor.id – Mining Industry Indonesia (MIND ID) mengebut pengerjaan proyek smelter grade alumina refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat, karena sangat strategis. Dengan proyek ini, Indonesia bisa mengolah sendiri bauksit menjadi alumina untuk selanjutnya diolah menjadi aluminium.

Proyek ini dimiliki oleh PT Borneo Alumina Indonesia (BAI) dan dikerjakan oleh konsorsium China Alumunium International Engineering Co Ltd dan PT PP Tbk. SGAR dimaksudkan menjadi penghubung rantai pasok antara mineral bijih bauksit di Kalimantan Barat dengan pabrik peleburan aluminium milik PT Inalum.

Ke depan, SGAR akan memiliki kapasitas produksi 1 juta ton alumina per tahun dengan estimasi bahan baku bauksit sebanyak 3,3 juta ton per tahun.

Proyek yang menghabiskan dana US$ 831 juta tersebut ditargetkan mulai memproduksi alumina pertama pada kuartal IV-2024 dan full performance plant pada kuartal I-2025 mendatang. Dengan begitu, ke depan, Indonesia bisa melakukan sendiri proses pengolahan bauksit menjadi aluminium sehingga tak lagi bergantung kepada negara lain.

Advertisement

“Proyek pembangunan SGAR Mempawah fase 1 kini sudah mencapai 58% dan ditargetkan bisa sampai 80% masa konstruksi pada akhir 2023. SGAR Mempawah fase 1 pun ditargetkan akan full capacity pada 2025 mendatang,” kata Sekretaris Perusahaan MIND ID Heri Yusuf dalam keterangan resmi, Kamis (2/11/2023).

Heri menjelaskan, SGAR merupakan pabrik peleburan dan pengolahan bijih bauksit menjadi alumina yang merupakan bahan baku pembuatan aluminium. Kehadiran SGAR, kata dia, sangat penting mengingat kini Indonesia masih ketergantungan ke negara tetangga dalam melakukan pengolahan bijih bauksit menjadi alumina. Ketika SGAR sudah beroperasi, maka rantai produksi bauksit menjadi aluminium akan lengkap.

“Terdapat beberapa multiplier effect yang tidak hanya sekedar untuk hilirisasi bauksit menjadi aluminium, juga bisa untuk ketahanan aluminium bauksit dan banyak manfaat lainnya,” katanya.

Selain hilirisasi bauksit menjadi aluminium, kehadiran SGAR juga memberikan pertambahan nilai bagi PT Aneka Tambang Tbk (Antam) dan penghematan untuk Inalum. Indonesia juga akan sangat diuntungkan dengan kehadiran SGAR Mempawah karena menunjukkan kemandirian proses pengolahan bauksit menjadi aluminium.

Selain itu, kata dia, akan terjadi peningkatan perekonomian masyarakat, khususnya kota Mempawah serta pendapatan pajak untuk pemerintah daerah, disertai kerja sama dengan BUMN setempat, khususnya PT Pelindo dalam penggunaan pelabuhan internasional Kijing.

“SGAR ini merupakan wujud dari peran nyata MIND ID, karena SGAR sahamnya dipegang Inalum sama Antam. Satu dari komoditasnya Antam (bauksit) dan kedua hilirisasinya Inalum (SGAR),” ujarnya.

Proyek SGAR di Mempawah, Kalimantan Barat, sebetulnya merupakan salah satu proyek yang masuk ke dalam dalam Proyek Strategis Nasional (PSN). Tetapi, karena masih diperlukannya waktu untuk mencapai keselarasan antara para pemegang konsorsium EPC, yakni Chalieco dan PTPP, proyek pengerjaan SGAR menjadi tertunda.

“Melihat strategisnya proyek ini, manajemen akhirnya melakukan beberapa inisiasi sehingga dari sini kita tahu progres ini terus dikejar. Harapannya dengan update progres dan kurva progres yang baru ini, proyek SGAR bisa masuk kembali ke daftar PSN, di mana sedang menunggu finalisasi Permenko Perekonomian,” kata dia.

Selengkapnya:

https://investor.id/business/344908/indonesia-akhirnya-berdaulat-di-industri-aluminium-ini-aktornya

Share.