Menteri ESDM Ingin Fokus Kegiatan Hulu Migas Offshore

JAKARTA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignatius Jonan menegaskan Indonesia masih punya potensi cadangan minyak dan gas bumi (migas) yang cukup melimpah di laut. Sebab itu, pihaknya akan fokus meningkatkan aktivitas hulu migas dari lapangan onshore beralih ke daerah lepas pantai maupun laut dalam (offshore).

“Di hulu migas, 50 tahun yang lalu produksinya sekitar 60 – 70% berada di darat. Nah, sekarang kita fokuskan mau kerjakan di laut,” kata Jonan seperti dikutip dari laman Kementerian ESDM, Jumat (14/9).

Seiring berjalannya waktu, kegiatan produksi migas di darat (onshore) kurang berjalan optimal akibat faktor alamiah seperti sumur yang menua. Meski begitu, Jonan tidak menampik bahwa saat ini produksi lapangan migas onshore masih menjadi andalan bagi sektor migas nasional.

“Masih ada Blok Rokan, salah satu (blok minyak) terbesar di Asia, tahun 2021 akan dialihkelola Pertamina dari Chevron. Produksinya pernah 1,5 juta barel per hari, saat ini produksi minyak nasional saja hanya sekitar 700 barel per hari,” ungkap Jonan.

Di masa mendatang, lanjut Jonan, beberapa proyek hulu migas offshore yang menjadi prioritas untuk segera digenjot produksinya adalah Blok East Natuna, Blok Masela di Maluku hingga Blok di Papua seperti West Berau maupun Cendrawasih Bay II. “Cadangan migas baru harus ditemukan,” tekan Jonan.

Selain itu, Pemerintah tengah mempercepat penyelesaian proyek pengembangan laut dalam atau yang dikenal dengan istilah Indonesia Deepwater Development (IDD) seperti lapangan Lapangan Bangka, Gehem, Gendalo, Maha dan Gandang.

Demi mendukung aktivitas tersebut, Pemerintah berharap korps angkatan laut turut membantu aktivitas eksplorasi dan eksploitasi migas yang dilakukan oleh Kementerian ESDM. “Saya berharap kepada satuan-satuan khusus seperti kapal selam berperan dalam membantu kegiatan bangsa dan negara ini untuk lebih baik,” harapnya.

(Sunandar)

Share.