Jakarta, cnbcindonesia.com – PT Amman Mineral International Tbk (AMMN) melaporkan bahwa saat ini progres pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) atau smelter tembaga milik perusahaan saat ini sudah mencapai 95,5%.
Vice President AMMN, Kartika Octaviana mengatakan, saat ini pihaknya tengah melakukan tahap uji coba operasi atau commissioning yang mana sebagai tahap penuntasan pembangunan smelter tersebut. “(Progres pembangunan) sudah 95,5%. Persentase sisanya itu memang commissioning,” jelas Kartika kepada CNBC Indonesia saat dihubungi, Kamis (4/7/2024).
Adapun, dia mengatakan smelter tembaga yang dibangun di Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) tersebut diklaim sudah mulai melakukan tahap commissioning bahkan sejak 31 Mei 2024 lalu.
“Saat ini kami (smelter AMMN) sedang tahap commissioning. Hasil verifikasi laporan kemajuan fisik smelter tembaga yang dilakukan pihak independen menyatakan bahwa smelter AMMAN telah memasuki tahap commissioning pada tanggal 31 Mei 2024,” beber Kartika.
Kartika menyebutkan tahap commissioning yang saat ini dilakukan oleh perusahaan sudah sesuai dengan rencana kerja perusahaan. Hal itu diklaim turut ditandai dengan sertifikat kesiapan commissioning oleh pihak independen.
“Ditandai dengan sertifikat kesiapan komisioning (commissioning readiness certificate). Progress ini sudah sesuai dengan rencana kerja kami,” tutupnya.
Sebelumnya, Staf Ahli Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bidang Perencanaan Strategis Idris Froyoto Sihite mengungkapkan Amman dan salah satu perusahaan lainnya yang juga membangun smelter tembaga yakni PT Freeport Indonesia (PTFI) telah diberikan relaksasi ekspor konsentrat tembaga hingga Desember 2024 mendatang setelah sebelumnya juga telah diberikan relaksasi ekspor oleh pemerintah hingga Mei 2024 lalu.
“Saya belum monitor (progres pembangunan smelter Amman), karena itu kewenangannya di Ditjen Minerba. Nanti cek saja. Tapi yang jelas mereka itu ada kurva S-nya. Pokoknya latest-nya itu Desember (2024) harus tidak boleh lagi ekspor ore (konsentrat tembaga). Itu saja intinya. Selesai tidak selesai harus dikumpulkan, dia mau nggak selesai, pokoknya nggak boleh ekspor ore,” ujar Idris saat ditemui usai acara Diskusi Publik di Hotel Royal Kuningan, Jakarta, Selasa (2/7/2024).
Adapun, pada Februari 2024 lalu, AMMN sempat melaporkan bahwa PT Amman Mineral Industri telah mencapai 76,1% dalam pembangunan konstruksi smelter tembaga pada kuartal IV-2023. Perusahaan dalam keterangan resminya menyampaikan bahwa itu melampaui target yang sebesar 72,4%.
Di samping itu, kemajuan pembangunan konstruksi pemurnian logam mulia (PMR) mencapai 72,7% pada periode yang berakhir Desember. Kemajuan itu juga melampaui rencana pembangunan sebesar 72,4%.
Setelah beroperasi nanti, total kapasitas input fasilitas smelter tembaga dan PMR AMMAN diperkirakan mencapai 900 ribu kilo ton per tahun (ktpa) konsentrat dari tambang Batu Hijau dan proyek Elang nantinya. Produk dari pengolahan ini akan berupa katoda tembaga yang mencapai 222 ktpa dan asam sulfat mencapai 830 ktpa. Sementara itu, fasilitas PMR akan menghasilkan 18 tpa emas batangan, 55 tpa perak batangan dan 70 tpa selenium.
Adapun pada bulan September tahun lalu, AMMN juga telah menandatangani Perjanjian Pendahuluan dengan PT Pertamina (Persero) guna memastikan pasokan sumber energi yang lebih ramah lingkungan yaitu liquiefied natural gas, untuk pembangkit listrik tenaga gas dan uap yang saat ini sedang dibangun untuk mendukung operasional fasilitas smelter tembaga dan PMR.
Selengkapnya: https://www.cnbcindonesia.com/news/20240704142551-4-551790/pabrik-tembaga-di-ntb-capai-955-sudah-uji-operasi