Proyeksi Positif OPEC Dukung Minyak Kembali Stabil

JAKARTA, investor.id – Harga minyak Kamis pagi (5/1/2023) terpantau mengalami koreksi naik tipis. Didukung oleh sentimen positif pasca rilisnya proyeksi permintaan minyak global dari OPEC dan gangguan pada jalur pengiriman minyak Venezuela. Meski demikian, potensi pemangkasan harga minyak Saudi dan laporan stok AS membatasi pergerakan harga lebih lanjut.

Tim Research and Development menjelaskan, permintaan minyak dunia diperkirakan akan meningkat 2,2 juta bph pada tahun 2023, ungkap OPEC dalam laporan pasar minyak bulanan yang dirilis hari Rabu. Untuk permintaan dari negara OECD meningkat sebesar 0,3 juta bph, dan negara non-OECD meningkat 1,9 juta bph, dengan pertumbuhan terbesar terjadi di Tiongkok dan India.

OPEC juga menambahkan bahwa proyeksi tersebut dengan asumsi keberhasilan pengendalian Covid-19 dan dimulainya kembali pertumbuhan ekonomi pra-pandemi di Tiongkok, sementara permintaan minyak India diproyeksikan akan didukung oleh pertumbuhan ekonomi yang sehat. “Dari sisi produksi, OPEC melihat bahwa pertumbuhan pasokan di negara non-OPEC akan meningkat sebesar 1,5 juta bph di tahun 2023,” tulis Tim Research and Development dalam risetnya, Kamis (5/1/2023).

Tim Research and Development menambahkan, sentimen positif lainnya datang dari berita bahwa upaya pemuatan minyak ke tanker di salah satu dari empat perusahaan patungan Venezuela untuk dibawa ke AS menemui hambatan dan berpotensi tertunda akibat kurangnya pengerukan di saluran navigasi Danau Maracaibo, ungkap tiga orang yang mengetahui masalah tersebut pada Rabu (4/1/2023).

Berita tersebut memicu kekhawatiran akan berdampak pada pasokan ke pasar global, karena perusahaan minyak asal Italia, Eni, juga berencana melakukan pemuatan kargo minyak Venezuela pada bulan ini,” tambah Tim Research and Development.

Sementara itu, Tim Research and Development menyebut, eksportir minyak utama Arab Saudi kemungkinan dapat memangkas lebih lanjut harga jual minyak mentah unggulannya ke Asia pada bulan Februari, kembali turun sebesar US$ 1,50 per barel, ungkap empat sumber pedagang yang disurvei oleh Reuters. Sebelumnya untuk pengiriman bulan Januari ke Asia, Saudi telah memangkas turun harga minyaknya ke level terendah dalam 10 bulan.

Tim Research and Development menambahkan, turut membebani pergerakan harga lebih lanjut, persediaan minyak mentah dan bensin AS dalam sepekan melonjak naik masing-masing sebesar 3.30 juta barel dan 1.17 juta barel, ungkap laporan terbaru versi grup industri yang dirilis oleh American Petroleum Institute (API) untuk pekan yang berakhir 30 Desember. Laporan tersebut mengindikasikan permintaan yang sedang lesu di pasar energi AS. Meski demikian, pasar masih menantikan laporan versi pemerintah yang akan dirilis Kamis malam oleh badan statistik pemerintah AS, Energy Information Administration (EIA).

“Melihat dari sudut pandang teknis, harga minyak berpotensi menemui posisi resistance terdekat di level US$ 76 per barel. Namun, apabila menemui katalis negatif maka harga berpotensi turun ke support terdekat di level US$ 70 per barel,” tutup Tim Research and Development.

Sumber:

https://investor.id/market-and-corporate/318286/proyeksi-positif-opec-dukung-minyak-kembali-stabil

Share.