Bloombergtechnoz.com, Jakarta – PT Freeport Indonesia (PTFI) mengatakan hasil produksi dari smelter katoda tembaga di Manyar, Gresik, Jawa Timur—baik yang baru resmi berproduksi pada hari ini maupun milik PT Smelting — bisa digunakan untuk mencukupi kebutuhan pembangunan pembangkit listrik berbasis energi baru dan terbarukan (EBT).
Presiden Direktur PTFI Tony Wenas mengatakan hasil produksi dari kedua smelter katoda tembaga tersebut dapat mencukupi kebutuhan pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) sekitar 200 gigawatt (GW), pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) 600 GW, dan pembangkit listrik tenaga air (PTLA) 800 GW setiap tahunnya.
“Kalau dilihat dari hasil yang diproduksi PTFI di smelter ini dan PT Smelting yang mayoritas saham dimiliki PTFI, Pak Presiden [Joko Widodo] sudah resmikan ekspansi Desember tahun lalu, itu produksi katoda tembaga dapat suplai memenuhi kebutuhan pembangunan new renewable energy,” ujar Tony dalam agenda peresmian produksi smelter PTFI yang disiarkan secara virtual, Senin (23/9/2024).
Menurut Tony, pembangunan smelter PTFI merupakan bagian dari program penghiliran atau hilirisasi yang selama ini dicanangkan oleh Presiden Jokowi.
Selain itu, smelter ini juga merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan akan tembaga untuk ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) dan kebutuhan transisi energi.
Tony mengatakan kebutuhan konsentrat tembaga dari smelter tersebut bakal dipasok dari tambang bawah tanah Freeport di Papua, yang merupakan terbesar di dunia.
Sekadar catatan, PTFI melaporkan memiliki 1,6 miliar ton cadangan terbukti tembaga yang saat ini dioperasikan. Selain itu, terdapat juga sekitar 3 miliar ton sumber daya.
Adapun, salah satu tambang bawah tanah PTFI adalah Tambang Kucing Liar. Kegiatan pengembangan tambang jangka panjang sedang berlangsung untuk deposit Kucing Liar milik PTFI di distrik mineral Grasberg, yang diperkirakan menghasilkan lebih dari 7 miliar pon tembaga dan 6 juta ons emas antara 2029 dan akhir 2041.
“Dari tambang tembaga bawah tanah terbesar di dunia [yang ada]di Papua, dimurnikan di smelter single line tembaga terbesar di dunia dan itu menjadikan PTFI sebagai perusahaan tambang tembaga di hulu hilir terbesar di dunia,” ujarnya.
Tony sebelumnya mengatakan, dalam kapasitas penuh, smelter tersebut bakal memiliki kemampuan untuk mengolah 1,7 juta ton konsentrat tembaga yang bakal menghasilkan 600—700 ton katoda tembaga.
Namun, Tony memastikan kapasitas input konsentrat tembaga bakal meningkat setiap bulan sekitar 10% hingga 15%. Dengan demikian, kapasitas input konsentrat tembaga ke smelter tersebut bakal mencapai 100% pada Desember yakni sebesar 1,7 juta ton.
Selengkapnya: https://www.bloombergtechnoz.com/detail-news/49749/smelter-freeport-mulai-produksi-pasok-bahan-baku-pembangkit-ebt