Jakarta, CNBC Indonesia – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan besarnya potensi gas Natuna D-Alpha (Blok East Natuna) yang bakal dilelang dalam waktu dekat ini.
Bahkan potensinya dua kali lipat lebih besar dibandingkan Blok Masela.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji menjelaskan bahwa Blok East Natuna awalnya terdiri dari Lapangan Arwana-Barakuda (saat ini bernama East Natuna), D-Alpha, dan Paus.
Adapun untuk D-Alpha, Tutuka menjelaskan D-Alpha memiliki potensi yang mencapai 222 triliun kaki kubik (TCF).
Namun demikian, kandungan karbondioksida pada blok tersebut mencapai 71%, sehingga yang bisa dieksploitasi kemungkinan hanya sekitar 46 TCF.
Yang di sini ini yang di D-Alpha (tengah) itu 71% CO2 itu belum, nanti pas IPA kita launching, itu perkiraan kita 46 TCF 2,5 kalinya Masela. Bayangin,” ujar Tutuka saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Selasa (30/5/2023).
Seperti diketahui, pemerintah dinilai perlu segera mengembangkan potensi migas jumbo yang berada di wilayah East Natuna.
Pasalnya, terdapat beberapa kerugian yang akan ditanggung jika wilayah tersebut tidak segera dikembangkan.
Praktisi Migas dan Ketua Alumni Teknik Perminyakan ITB Hadi Ismoyo mengatakan pengembangan Blok East Natuna sendiri tergantung dari kemauan pemerintah. Oleh sebab itu, dia mendorong pengembangan wilayah East Natuna dapat segera dikebut.
“Kalau tidak dikembangkan ada dua kerugian utama. Pertama, revenue buat NKRI. Kedua, geopolitik kawasan,” ujar dia kepada CNBC Indonesia beberapa waktu lalu.
Menurut Hadi, paling tidak dengan adanya bangunan fisik di wilayah tersebut, secara tidak langsung pemerintah juga telah menegakkan kedaulatan di East Natuna sebagai bagian utuh wilayah NKRI yang sah dan sesuai hukum internasional.
Sumber: cnbcindonesia.com