Bloombergtechnoz.com, Jakarta – Presiden Prabowo Subianto meresmikan smelter atau pabrik pemurnian logam mulia milk PT Freeport Indonesia (PTFI) di Gresik, Jawa Timur, Senin (17/3/2025).
Prabowo menyebut industri pemurnian logam tersebut merupakan yang terbesar di dunia. Fasilitas ini memiliki kapasitas produksi emas sebesar 50 hingga 60 ton per tahun.
“Saya diberi tahu bahwa industri ini instalasi pemurnian logam ini, terutama emas, adalah yang terbesar di dunia dari segi hulu sampai hilir di satu entitas. Jadi ini saya kira perlu kita mensyukuri,” kata Prabowo saat memberikan sambutan peresmian smelter.
Prabowo menegaskan RI ke depannya tidak hanya akan menjual bahan baku, tetapi produk yang memiliki nilai tambah atau menjual barang-barang jadi.
Kepala negara juga menyoroti Indonesia sebagai negara yang memiliki cadangan emas ke-6 terbesar di dunia, tapi masih terdapat beberapa penyimpangan-penyimpangan seperti penambangan ilegal hingga penyelundupan.
Menurut Prabowo, hal itu merugikan negara. Oleh karena itu, dirinya akan bersikap tegas. Dia berjanji akan menelusuri segala kecurangan dan memberantasnya.
“Penyelundupan emas ke luar negeri tanpa melalui proses yang benar, ini merugikan negara. Penyelundupan barang luar ke Indonesia juga mengancam industri kita, mengancam pekerjaan ratusan ribu rakyat kita,” ujar Prabowo.
Prabowo juga berterima kasih kepada Freeport-McMoRan karena selama 58 tahun atau sejak 1967 telah hadir di Indonesia. Freeport-McMoRan disebut merupakan salah satu kontributor besar dalam perekonomian Indonesia. Dia berharap Freeport-McMoRan dapat terus berpartisipasi di Indonesia.
“Mereka [Freeport-McMoRan] juga menurut saya adalah contoh dari korporasi yang bertanggung jawab, yang baik, dan sekarang mereka buktikan dengan mereka buat hilirisasi di Indonesia,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan pembangunan pabrik tersebut merupakan bukti nyata komitmen pemerintah dalam mempercepat hilirisasi mineral.
Ia menerangkan bahwa sejak 2018, Freeport diwajibkan membangun smelter sebagai syarat perpanjangan izin usaha pertambangan khusus (IUPK).
Pembangunan smelter ini menelan investasi sebesar US$ 4,2 miliar, dengan fasilitas pemurnian emas mencapai US$630 juta atau sekitar Rp10 triliun.
Sebagai kelanjutan dari hilirisasi, kata Bahlil, Freeport Indonesia juga akan membangun industri turunan tembaga seperti copper foil dan kabel dengan investasi sekitar Rp6 triliun di Gresik. Hal ini akan memberi multiplier effect ekonomi yang besar bagi banyak sektor terkait.
“Inilah yang diharapkan pemerintah, agar Indonesia benar-benar menjalankan program hilirisasi hingga menghasilkan produk jadi,” ujar Bahlil.
Bahlil juga melaporkan konsentrat tembaga yang diproduksi PTFI sebanyak 3 juta ton akan menghasilkan emas sebanyak 50-60 juta ton yang diproduksi oleh Smelter Freeport di Gresik.