Harga Melonjak Saat Rusia Diblokir LME, Saham Nikel Ikut Meroket

Bloombergtechnoz.com, Jakarta – Harga nikel tengah menanjak dengan kenaikan menuju US$20.000/ton, sekaligus menjadi level tertinggi di sepanjang tahun berjalan. Usai London Metal Exchange (LME) memblokir pengiriman logam baru dari Rusia, menyusul sanksi terbaru yang diberlakukan oleh Amerika Serikat dan Inggris.

Seiring dengan penguatan yang terjadi dalam tren Bullish harga nikel, ikut mendorong laju saham-saham nikel di Bursa Efek Indonesia pagi ini ke zona hijau.

Pada Selasa (23/4/2024) pukul 10.30 WIB, harga saham emiten nikel kompak menghijau. Dalam pantauan, saham PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) melesat dengan kenaikan 5,17% ke posisi Rp610/saham.

PT Resource Alam Indonesia Tbk (KKGI) juga menguat 2,72% ke posisi Rp378/saham. Kemudian, saham PT Harum Energy Tbk (HRUM), emiten yang terus memperluas bisnis pertambangan nikel ikut menguat 2,25% ke posisi Rp1.365/saham.

Senada dengan tren positif yang terjadi pada saham nikel, PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) melonjak dengan penguatan 2,07% ke posisi Rp985/saham, juga dengan PT Pam Mineral Tbk (NICL) yang berhasil menguat 1,82% ke posisi Rp168/saham. Serta PT Central Omega Resources Tbk (DKFT) menghijau 0,94% ke posisi Rp107/saham.

Sedangkan, saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO), dan saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) masih sulit untuk melaju di zona hijau, di mana masing-masing masih bergerak stagnan dan flat dengan harga penutupan kemarin, dan ANTM yang melemah 1,98%.

Kemarin, Senin (22/4/2024) waktu setempat, harga nikel di LME ditutup di US$19.739/ton. Menguat 2,14% point-to-point dari penutupan Jumat.

Bahkan, sepanjang pekan lalu, harga nikel menanjak dengan kenaikan mencapai 4,13%.

Anggota Dewan Penasihat Asosiasi Penambang Nikel Indonesia, Djoko Widajatno mengatakan sanksi AS terhadap akses logam Rusia di LME memicu kekhawatiran pasokan nikel dunia bakal makin ketat dan pada akhirnya mengerek harga di luar ekspektasi pasar.

“Otoritas Barat melarang pengiriman pasokan logam baru yang diproduksi setelah 13 April dari Rusia pada Jumat, melarang Bursa perdagangan logam (LME) menerima aluminium, tembaga, dan nikel baru yang diproduksi oleh negara tersebut,” ujar Djoko saat dihubungi, Selasa (23/4/2024).

Sanksi tersebut juga melarang Rusia melakukan ekspor mineral logam ke Amerika Serikat dan Inggris. Alhasil, pasar global dipenuhi oleh kekhawatiran terhadap pasokan nikel.

Sanksi baru itu, lanjut Djoko, diberikan untuk membatasi pendapatan Rusia dari ekspor logam yang sedianya hendak digunakan untuk mendanai operasi militer Negeri Beruang Merah di Ukraina.

 

Selengkapnya:  https://www.bloombergtechnoz.com/detail-news/35881/harga-melonjak-saat-rusia-diblokir-lme-saham-nikel-ikut-meroket/2

 

Share.